Tuesday, November 30, 2004

Kupu-kupu Kita

(Sumber: posting di Friendster Bulletin Board)

Seorang menemukan sebuah kepompong kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil mulai tampak. Ia duduk menyaksikan kupu-kupu berjam-jam berjuang keluar melalui lubang kecil itu. Lalu kupu-kupu itu tampak berhenti. Ia tampak seolah sudah bergerak semampunya, dan ia tak mampu bergerak lagi.

Maka orang itu pun bermaksud menolongnya. Diambilnya gunting dan ia potong bagian kepompong yang masih tersisa. Kupu-kupu itu itupun keluar dengan gampangnya. Tapi tubuhnya yang kecil itu bengkak, dan sayapnya lunglai.

Ia terus menyaksikan kupu-kupu itu dengan harapan bahwa, suatu saat, sayapnya akan membesar dan mengauat hingga mampu menyangga tubuhnya, yang akan mengerut pada saat yang sama. Tapi tak terjadi. Nyatanya, kupu-kupu itu menghabiskan sisi hidupnya dengan merayap-rayap pelan dengan tubuhnya yang bengkak dan sayapnya yang lunglai itu. Ia tak pernah bisa terbang.

Apa yang tidak dipahami orang itu, dengan segala kebaikan dan ketergesaanya, adalah bahwa kepompong yang memenjarakan itu dan perjuangan yang mesti ditempuh kupu-kupu untuk keluar dari lubang kecil itu adalah cara Allah memeras cairan dari tubuhnya yang akan disalurkan ke sayapnya, sehingga sayap itu akan siap terbang begitu tubuhnya keluar dari kepompong.

Terkadang perjuangan demi perjuangan mutlak diperlukan kita dalam hidup ini. Jika Allah melenggangkan kita melewati hidup ini tanpa hambatan, itu malah akan melumpuhkan kita. Kita tak akan sekuat apa yang kita bisa lakukan. Kita tak akan pernah bisa terbang!


Aku mohon kekuatan
Dan Allah memberiku kesulitan demi kesulitan supaya aku kuat

Aku mohon kebijakan
Dan Allah memberiku berbagai problem untuk dipecahkan.

Aku mohon kemakmuran
Dan Allah memberiku otak dan otot untuk bekerja.

Aku mohon keberanian
Dan Allah memberiku bahaya untuk diatasi.

Aku mohon cinta
Dan Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Aku mohon kemurahan hati
Dan Allah memberiku berbagai kesempatan.

Aku tak mendapat apa pun yang kuinginkan
Aku menenerima apa pun yang kubutuhkan

Taken from:
Kisah-Kisah Pembawa Berkah
Penyusun: Haidir Bagir

Monday, November 15, 2004

Cinta Bus Kota

Patas AC atau Miniarta yang kamu mau?
(sumber: posting dari sebuah mailing list)

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis.

Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan enggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, enggak bagus lagi.. enggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya.

Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini:

Sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri!' dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu? :-)

Sunday, November 7, 2004

Enam ketakutan...

Mutiara Berserak (1)

Ustman ra. berkata :
Setiap insan beriman,
tentu dihinggapi enam ketakutan,
takut kepada Allah untuk mencabut imannya
takut kepada malaikat untuk mencatat amal buruknya
takut kepada setan untuk meleburkan amal salehnya
takut kepada pencabut nyawa untuk merenggut nyawanya
takut kepada dunia untuk merasa tentram di dalamnya
takut kepada keluarga untuk menyibukkannya hingga lupa pada Tuhannya.

---
Quoted from :
"Menuju Pintu Tuhan, Mutiara Berserak",
Ibnu Hajar Al Asqalani, A. Nasikhin Syaba (terj),
Risalah Gusti, Surabaya, Agustus 2000, cet i.

Monday, November 1, 2004

Bila Aku Jatuh Cinta

(sumber: dari sebuah mailing list, maaf lupa milis mana, sudah lama)

Allahu Rabbi
aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu