Sunday, June 24, 2007

Istimewanya Wanita Islam

(Sumber: milis is-lam)

Kaum feminis bilang susah jadi wanita ISLAM, lihat saja peraturan-peraturan dibawah ini:

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita persaksianya kurang dibanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka (warisan) kurang dari lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kpd suaminya tetapi suami tak harus selalu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Makanya kaum feminisme nggak capek-capeknya berpromosi untuk MEMERDEKAKAN WANITA ISLAM.

Tetapi, pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)?

1. Benda yang mahal harganya tentu akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak bukan? Itulah analogi seorang wanita Islam.

2. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya tiga kali lebih utama dari bapaknya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?

3. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sebaliknya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya!

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan meninggalnya jika karena melahirkan adalah syahid.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Sebaliknya, seorang wanita tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini: suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu syurga mana pun yang disukainya cukup degan 4 syarat saja: sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah, tetapi wanita jika taat kepada suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orangg pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH.... demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan?

Thursday, June 21, 2007

Jilbab, Memotivasi Ruqaya al-Ghasara Hingga Meraih Medali Emas

(Sumber: eramuslim.com, Rabu, 13 Des 06)

Berjilbab tak halangi atlit olah raga lari perempuan Ruqaya Al-Ghasara asal Bahrain untuk memenangkan pertandingan. Ruqaya Al-Ghasara mendapat medali emas (11/12) dalam olah raga lari 200 meter dengan kecepatan 23,19 detik dalam pesta olah raga Asian Games ke-15 di Doha, Qatar. Sebelum itu Ruqaya memenangkan medali perunggu dalam lomba lari 100 meter, karena awal start yang kurang tepat.

Stadion olah raga Ali Khalifah seperti bergetar dengan teriakan gembira para penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut setelah Ruqaya memenangkan perlombaan. Apalagi menjelang Ruqaya, perempuan berbobot 65 kilogram ini mencapai garis finish. Ia telah mengerahkan seluruh potensi kekuatannya.



Tapi yang lebih istimewa bukan soal dukungan atau bobot tubuh Ruqaya. Yang membuatnya istimewa adalah karena ternyata motivator pertama yang membuat Ruqaya mampu memberikan hasil terbaik adalah, jilbabnya. Ya, Ruqaya satu-satunya pelari perempuan berjilbab yang mampu menunjukkan prestasi istimewa dalam pertandingan lari di kejuaraan tingkat Asia, mungkin juga dunia.

Ia mengatakan, “Alhamdulillah, saya menang. Saya berhak mendapat medali emas dalam lomba lari 200 meter. Alhamdulillah, saya menjadi yang paling kuat dan paling baik.”

Ia lalu menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mendapat masalah dengan jilbabnya saat olah raga lari. Bahkan ia mengatakan, “Saya justru ingin menegaskan bahwa tidak ada masalah berarti memakai jilbab seperti ini, termasuk saat olah raga sebagaimana saya lakukan.”

Ia pun berpesan kepada para Muslimah, “Saya ingin sekali mengatakan pada para Muslimah, bahwa ini adalah kenikmatan sendiri. Memakai pakaian berjilbab adalah sesuatu yang memotifasi saya. Memakai jilbab menegaskan bahwa kaum Muslimah tidak akan mendapat kendala berarti dan justru mereka terdorong untuk lebih banyak terlibat dalam event yang lebih besar.”

Ruqaya mengatakan ini di tengah luapan kegembiraannya atas prestasi yang baru saja dilakukannya. “Saya pesan kepada para Muslimah untuk berolah raga dan ikut dalam pertandingan adu kekuatan. Ini bermanfaat untuk kesehatan kalian dan negara kalian,” katanya lagi.

Ruqaya yang memakai pakaian menutup aurat berwarna putih dan merah menandakan paduan warna asal negaranya, Bahrain. Ia telah meraih sejumlah medali dari berbagai event olah raga. Ia pernah memenangkan medali perak untuk olah raga lari sprint jarak 60 meter, 200 meter, dan 400 meter dalam pertandingan olah raga Asia yang diselenggarakan di Teheran, tahun 2004. Dan kali ini, merupakan medali paling tinggi yang diraihnya selama ini. Ia berharap tahun depan bisa mengikuti olimpiade di Osaka Jepang. “Saya sudah pernah menang di event olah raga Arab, Asia Barat, tapi kemenangan ini adalah prestasi saya yang paling besar, saya ingin meraih medali lebih banyak lagi,” ujarnya.

Menurut pelatihnya, Thagen, Ruqaya adalah murid istimewa yang mempunyai kemampuan yang jarang dimiliki perempuan. Kepada pers Prancis Thagen mengatakan, “Ia telah mulai melakukan olah raga sejak umur 19 tahun, ini berarti ia hanya berlatih serius selama 4 tahun saja. Tapi kemampuan fisiknya di atas rata-rata.” (na-str/iol)

Wednesday, June 6, 2007

Jilbab Bukan Penghalang untuk Main Film

Republika, Rabu, 06 Juni 2007

Sana'a--RoL-- Dalam setahun belakangan ini, hujatan dari kalangan kritikus film dan media massa terhadap kalangan aktris Arab yang memutuskan untuk menggunakan hijab (jilbab), kembali mencuat.

Hujatan tersebut mempengaruhi sebagian aktris berjilbab dalam memainkan peran di dunia akting. Permasalahnnya, hujatan tersebut dianggap terlalu 'pedas' hingga menjurus kepada masalah pribadi.

Merespon hujatan itu, aktris papan atas Arab yang memakai jilbab sejak sekitar tiga tahun belakangan ini, Sabirin, menilai hujatan itu tidak berdasar dan hanya bertujuan untuk mempengaruhi kinerja para aktris berjilbab. "Saya tidak mengerti mengapa hujatan ini kembali mencuat kepada saya dan teman-teman seprofesi. Hujatan ini masih berdampak bagi sebagian teman," katanya kepada harian Al-Quds Al-Arabi, Selasa (5/6).

Sabirin yang pernah berperan sebagai artis legendaries, Ummu Kulsum, menilai hujatan yang menyebutkan jilbab mengganggu penampilan para artis sebagai omong kosong.

"Hijab bukan penghalang bahkan sebagian aktris mampu bermain lebih bagus ketimbang sebelum memakai hijab," katanya sambil menyebutkan contoh sejumlah aktris berjilbab yang tampil memukau dalam berbagai serial sinetron. "Aktris semisal Huda Sulthan dan Nahad Samir justru menemukan puncak kebolehannya saat mengenakan hijab sehingga tampil memukau dan selalu dikenang oleh publik," ujar aktris asal Mesir itu.

Dia bahkan balik bertanya apakah jilbab terlarang di dunia peran. "Apakah seorang aktris diharuskan berperan di layar dalam keadaan berduaan dengan suami di kamar dan kamar mandi," katanya lagi.

Aktris cantik yang baru tampil sekali di layar kaca setelah berjilbab itu dalam sinetron bertajuk "Kashkul likolli muwatin" (campur aduk buat setiap warga), menilai banyak media massa menzalimi aktris-aktris berjilbab dengan laporan yang menghujat.

"Media massa menzalimi kami. Seharusnya mereka berhenti menghujat. Biarkan kami meneruskan dunia peran dan membiarkan publik yang menilai hasil karya kami," katanya. (Antara)