Saturday, November 18, 2006

Dear Ukhti-ukhtiku...

Oleh: Anonym
(Sumber: Eramuslim)

Dear ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, apa kabar iman-mu hari ini? Semoga Allah Yang Maha Indah selalu memberi keindahan padamu dan melindungimu dari segala keburukan.

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan "perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR.Ibnu Hibbab dari Abu Hurairah)

Ukhti-ukhtiku,

Pagi ini aku membaca sebuah buku didalamnya terdapat 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah.

Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tersebut adalah:

1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu org yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wannita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

Ukhi-ukhtiku yang kucintai karena Allah,
Begitu indah menjadi wanita
Dengan kelembutan dan kasihnya
Dapat merubah dunia
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah
Agar negeri menjadi indah
Karena dirimu adalah tiang negeri ini

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah
Tidakkah dirimu galau
Melihat keadaan negeri saat ini
Apa yang akan kau katakan pada anakmu kelak
Saat ia bertanya mengapa negeriku sperti ini?
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah
Karena esok negeri ini ditangan generasi kita.

Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah
Begitu indah menjadi istri
Setiap perbuatannya merupakan pahala untukmu
Lakukan dengan ikhlas karena Allah
Insya Allah dunia akhirat ada ditanganmu.

Ukti-ukhtiku yang kucintai karena Allah
Semoga Allah yang Maha baik
Menjadikan kita wanita dan istri sholehah
Membantu dan membimbing kita untuk tetap dijalanNya Amiin.

Untuk ukti-ukti ku dimanapun dirimu berada...
miss U.

Saturday, November 11, 2006

Pengacara Berjilbab Diizinkan Ikut Sidang di Inggris

Ahmad Dani - detikcom

Jakarta - Pelan-pelan perkembangan agama Islam di Inggris mulai berjalan baik. Diskriminasi yang diterapkan pemerintah Inggris beberapa bulan terakhir, lambat laun mulai melunak. Pemerintah Inggris memberikan lampu hijau bagi pengacara berjilbab untuk ikut dalam persidangan.

Seperti dikatakan Badan Peradilan Inggris, mereka memberikan keleluasaan kepada wanita muslim untuk menutup mahkotanya. Pernyataan ini menyusul maraknya penolakan larangan mengenakan jilbab bagi para petugas peradilan dan para saksi di persidangan.

Rekomendasi ini berjalan hingga petunjuk secara detail dikeluarkan Dewan Pengkajian Yudisial Inggris untuk mengarahkan para hakim. Kebijakan ini berlaku dalam pelatihan hakim biasa dan anggota peradilan lainnya.

"Kami sudah menayakan kepada komite persamaan untuk mengurusi isu ini secepatnya. Dan petugas senior peradilan akan mengkonsultasikan kepada lembaga terkait untuk mengembangkan beberapa petunjuk pelaksanaannya," kata petugas tersebut seperti dikutip AFP, Sabtu (11/11/2006).

Kebijakan ini boleh dibilang suatu terobosan bagi persamaan kehidupan beragama di Inggris. Karena pada Senin 6 November lalu hakim George Glossop meminta saksi Shabnam Mughal melepas cadarnya ketika bersaksi di persidangan.

Sebelumnya mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw meminta perempuan melepas jilbabnya bila masuk ruangan kerjanya. Hal ini memicu perdebatan panas pada Oktober lalu.(ahm/ahm)

--

Friday, November 10, 2006

Ummu Mahjan, Pelajaran yang Tak Terlupakan

Ummu Mahjan, Pelajaran yang Tak Terlupakan
Oleh: Ummu Raihanah

Beliau seorang wanita yang berkulit hitam, dipanggil dengan nama Ummu Mahjan. telah disebutkan didalam Ash-Shahih tanpa menyebutkan nama aslinya, beliau berdomisili di Madinah.(lihat Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat 8/414)

Beliau Radhiyallahu anha seorang wanita miskin yang memiliki tubuh yang lemah. Untuk itu beliau tidak luput dari perhatian Rasulullah sang pemimpin shalallahu alaihi wassalam, sebab beliau senantiasa mengunjungi orang-orang miskin dan menanyai keadaan mereka dan memberi makanan kepada mereka, maka tidakkah anda tahu akan hal ini wahai para pemimpin rakyat?

Beliau radhiyallahu anha menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat islam, lantas apa yang bisa dia laksanakan padahal beliau adalah seorang wanita yang tua dan lemah? Akan tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa putus asa dalam hatinya. Dan rasa putus asa adalah jalan yang tidak dikenal dihati orang-orang yang beriman.

Begitulah, keimanan beliau telah menunjukkan kepadanya untuk menunaikan tanggung jawabnya. Maka beliau membersihkan kotoran dan dedaunan dari masjid dan beliau sapu , lalu beliau buang ke tong sampah dan beliau menjaga kebersihan rumah Allah, sebab masjid memiliki peran yang sangat penting dalam islam. Disanalah
berkumpulnya para pahlawan dan para ulama. Dan masjid ibarat parlemen yang sebanyak lima kali sehari digunakan sebagai wahana untuk bermusyawarah, saling memahami dan saling mencintai, sebagaimana pula masjid adalah universitas tarbiyah amaliyah yang mendasar dalam membina umat.

Begitulah fungsi masjid pada zaman Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, demikian pulalah yang terjadi pada zaman khulafaur rasyidin dan demikian pulalah seharusnya peranan masjid hari ini hingga tegaknya hari kiamat.

Untuk itulah Ummu Mahjan tidak kendor semangatnya, sebab pekerjaan itulah merupakan target yang dapat beliau kerjakan. Beliau tidak meremehkan pentingnya membersihkan kotoran untuk membuat suasana yang bersih bagi Rasulullah dan para sahabatnya dalam bermusyawarah yang senantiasa mereka kerjakan secara rutin.

Ummu Mahjan radhiyallau anha terus menerus menekuni pekerjaan tersebut hingga wafat beliau pada zaman Rasulullah shalallahu alihi wassalam. Maka para sahabat ridhwanullahi alihim membawa jenazah beliau setelah gelapnya malam dan mereka mendapatkan RAsulullah masih tidur sehingga mereka tidak ingin membangunkan beliau, maka mereka langsung menyolatkan dan menguburkannya di Baqi'ul Gharqad.

Pada pagi harinya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam merasa kehilangan wanita itu, kemudian beliau tanyakan kepada para sahabat, mereka menjawab, "Beliau telah dikubur wahai Rasulullah, kami telah mendatangi anda dan kami dapatkan anda masih dalam keadaan tidur sehingga kami tidak ingin membangunkan anda." Maka pergilah
Rasulullah sedangkan para sahabat menyertai beliau sehingga mereka menunjukkan kubur Ummu Mahjan. maka berdirilah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sementara para sahabat berdiri bershaf-shaf dibelakang beliau , lantas Rasululah menyolatkannya dan bertakbir 4 kali.(1)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah kehilangan dia, maka beliau bertanya tentangnya. Mereka berkata:"Dia telah wafat." Rasulullah shallahu alaihi wassalam berkata: "Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?" Abu Hurairah berkata: "Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele." Rasulullah bersabda: "Tunjukkan kepadaku dimana kuburnya!" Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada Rasulullah kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menyolatkannya lalu bersabda:

"Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyolatkannya."(2)

Semoga Allah merahmati Ummu Mahjan radhiyallahu anha yang sekalipun beliau seorang yang miskin dan lemah, akan tetapi beliau turut berperan sesuai dengan kemampuannya. Beliau adalah pelajaran bagi kaum muslimin dalam perputaran sejarah bahwa tidak boleh menganggap sepele suatu amal sekalipun kecil.

Oleh karena itu ia mendapatkan perhatian dari Rasulullah shalallau alaihi wassalam hingga ia wafat. Sehingga beliau menyalahkan para sahabat beliau ridhwanullahi alaihim yang tidak memberitahukan kepada beliau perihal kematiannya agar beliau dapat mengantarkan Ummu Mahjan ketempat tinggalnya yang terakhir didunia. Bahkan tidak cukup hanya demikian namun beliau bersegera menuju kuburnya untuk menyolatkannya agar Allah menerangi kuburnya dengan shalat beliau. Semoga Allah
memberi kita kekuatan untuk meniru dan meneladani akhlak mereka yang merupakan sebaik-baik generasi diatas muka bumi. Allahumma jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mencintai RasulMu dan para sahabatnya dan wafatkanlah kami diatas islam dan sunnah. Wallahu 'alam bishawwab.

footnote:
1. Al-Ishabah dalam Tamyizish Shahabah 8/187
2. Al-Ishabah 8/187, Al-Muwatha 1/277, An-Nasa'i 1/9 Hadits tersebut mursal, akan tetapi maknanya sesuai dengan hadits yang setelahnya yang bersambung dengan riwayat Bukhari dan Muslim.

----
Dikutip dari kitab: Nisau haula Rasul Mengenal Shahabiyah Nabi
Shalallahu alihi wassalam, dengan beberapa perubahan, hal;257-260,
Pustaka Tibyan, Solo, Agustus, 2001M

http://www.jilbab.or.id

Monday, November 6, 2006

Aku Dimakamkan Hari Ini

Anonim
(Sumber: sebuah mailing list)

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering kuumbar dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka,
maafkan aku ayah dan ibu,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka...

begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja, waktu hidup yg
hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan...

---

Sunday, November 5, 2006

Muslimah Dan Profesinya

Oleh : Dadan Rusmawan

(Sumber: CyberMQ

"Pada jaman sekarang banyak wanita diantaranya menjabat posisi direktur, dekan, ketua yayasan, juga anggota majelis perwakilan rakyat. Sejarah Islam mencatat nama-nama wanita karir pada jaman Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah Ummu Salim binti Malhan, Shafiyah bin Huyay (istri Nabi) sebagai perias pengantin, Khadijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi) dikenal sebagai pedagang yang suskses, begitu pun dengan Qilat Ummi Bani Anmar. Ada juga Al-Syifa' yang dikenal sebagai seorang penulis handal."

Sejak lama Islam telah mengajarkan persamaan antar manusia, baik pria dan wanita, antara bangsa, suku dan keturunan yang berbeda. Itu terjadi jauh sebelum gerakan emansipasi wanita dihembuskan oleh dunia barat. Dalam Islam yang membedakan mereka (pria dan wanita) hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Al-Hujuraat ayat 13 : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Gerakan emansipasi wanita tumbuh subur dan dikembangkan oleh barat melalui strategi global 'ghazwul fikri' (perang pemikiran) yang ditembakkan ke tubuh ummat Islam, khususnya wanita. Ide ini bersama-sama sekularisme dan nasionalisme menjadi satu paket ideologi yang merusak dan memporakporandakan bangunan umat Islam. Ghazwul fikri itu antara lain telah merusak pemahaman wanita dalam urusan keprofesian, sehingga mereka banyak bekerja diluar rumah dengan dalih mengejar karir. Mereka berani meninggalkan tanggungjawabnya sebagai isteri, ibu bagi anak-anaknya hanya untuk mencapai obsesinya itu.

Kedudukan wanita dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan. Muhammad Al-Ghazali, salah seorang ulama besar Islam kontemporer berkebangsaan Mesir, menulis: "Kalau kita mengembalikan pandangan ke masa sebelum seribu tahun, maka kita akan menemukan wanita menikmati keistimewaan dalam bidang materi dan sosial yang tidak dikenal oleh wanita-wanita di kelima benua. Keadaan mereka ketika itu lebih baik dibandingkan dengan keadaan perempuan-perempuan Barat dewasa ini, asal saja kebebasan dalam berpakaian serta pergaulan tidak dijadikan bahan perbandingan.”

Banyak faktor yang telah mengaburkan keistimewaan serta memerosotkan kedudukan tersebut. Salah satu di antaranya adalah kedangkalan pengetahuan keagamaan, sehingga tidak jarang agama (Islam) diatasnamakan untuk pandangan dan tujuan yang tidak dibenarkan itu.

Islam telah menempatkan posisi wanita sama dengan pria, bahkan Allah menegaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab ayat 35 : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Islam pun memberi kesempatan untuk berkarir (bekerja) seluas-luasnya kepada wanita. Selama pekerjaan itu, membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan itu. Selama pekerjaan itu dilakukan dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.

Pada jaman sekarang banyak wanita diantaranya menjabat posisi direktur, dekan, ketua yayasan, juga anggota majelis perwakilan rakyat. Sejarah Islam mencatat nama-nama wanita karir pada jaman Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah Ummu Salim binti Malhan, Shafiyah bin Huyay (istri Nabi) sebagai perias pengantin, Khadijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi) dikenal sebagai pedagang yang suskses, begitu pun dengan Qilat Ummi Bani Anmar. Ada juga Al-Syifa' yang dikenal sebagai seorang penulis handal.

Dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk kaum wanita, mereka mempunyai hak untuk bekerja dan menduduki jabatan penting. Hanya ada jabatan yang oleh sementara ulama dianggap tidak dapat diduduki oleh kaum wanita, yaitu jabatan Kepala Negara (Al-Imamah Al-'Uzhma) dan Hakim. Namun sebagian ulama membolehkannya selama untuk kemaslahatan masyarakat, serta kemaslahatan Islam dan kemaslahatan bagi wanita itu sendiri dan kemaslahatan bagi usrah (keluarga), tapi dengan suatu alasan yang kuat tentunya. Diperbolehkannya hal itu bukan berarti wajib dan harus.

--