Monday, July 31, 2006

Mengapa Wanita Muslim Harus Memakai Jilbab

(Sumber: www.syariahonline.com)

Pertanyaan:

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Langsung aja pak ustad, saya pernah ditanya teman teman saya dari luar negri (yang non muslim) kenapa wanita muslim harus menggunakan jilbab? kalau secara bahasa Alqur'an saya sudah mengerti, tapi karena ini yang bertanya orang luar negri (seperti yang pak ustad tau, mereka butuh jawaban yang logis menurut mereka) mohon jawabannya yang jelas dan mudah dimengerti

Wassalaamu'alaikum wr. wb.

Ponco Sentono
Jakarta Timur
2004-01-29 17:09:38

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Sebenarnya sebagai sebuah situs yang khusus membidangi masalah syariah, serta sesuai dengan karakteristik syariah, pertanyaan yang meminta jawaban secara logika dan nalar bukanlah pertanyaan yang menjadi bagian dari tugas kami.

Sebab konsultasi syariah itu wilayahnya sudah sangat jelas, yaitu bagaimana menjawab masalah kehidupan dalam perspektif Al-Quran al-Kariem dan As-Sunnah An-Nabawiyah serta dengan metodologi ilmiyah untuk mengupas apa yang ada dalam ayat dan hadits. Jadi kalau dilarang untuk menjawab dengan Al-Quran al-Kariem dan As-Sunnah An-Nabawiyah, maka jawabannya bukan lagi jawaban syariah, tapi jawaban diplomatis, logika, nalar dan bernilai hikmah semata.

Dan itu bukan pure wilayah syariah, meski kita tetap masih menerima metode jawaban seperti itu. Tapi kalau nanti pertanyaanya merembet ke masalah berikutnya, misalnya, kenapa hanya wajah dan tapak tangan wanita yang boleh terlihat, bukankah kecantikannya justru ada pada wajahnya? Maka kita pun harus mencari-cari lagi alasan mengapa Allah SWT bikin aturan seperti itu. Padahal ketika ayat dan syariat memakai jilbab itu turun, Allah dan Rasulullah SAW tidak pernah menerangkan mengapa harus batasnya ini dan itu dan mengapa tidak yang lain.

Sehingga kalau pun kita temukan jawaban yang kira-kira logis dan masuk akal, tetap saja batasan aurat dalam aturan syariah itu bukan semata-mata hasil logika dan nalar kita. Sebab logika dan nalar manusia itu dari waktu ke waktu bisa saja berubah. Apalagi dari peradaban ke peradaban. Jadi tidak mungkin dong bila syariah itu harus terus menerus ikut peradaban dan perubahan zaman. Sebab syariah itu aturan yang bersifat baku turun langsung dari yang Maha Pencipta.

Kita bisa saja mencari hikmah mengapa Allah SWT menetapkan demikian, tetapi sekali lagi, hikmah itu bukanlah dasar dari sebuah ibadah. Misalnya, kita katakan bahwa bila wanita menutup rambutnya, maka rambutnya jadi akan terjaga dari kotoran, polusi dan terik matahari. Dan sementara orang bisa mengangguk-angguk. Tapi bukankah jawaban seperti justru malah sangat lemah? Nanti akan ada orang yang bisa menciptakan sejenis shampo yang bisa melawan polusi udara, kuman dan juga terik matahari. Berarti pakai kerudung sudah tidak perlu lagi. Tentu kita akan terjebak dengan jawaban yang kita buat sendiri.

Jadi menjawab masalah itu semata-mata dengan logika sama saja kita mengatakan bahwa babi itu haram karena mengandung cacing pita. Dan sekarang sudah ditemukan cara memasak daging babi yang sekaligus bisa membunuh cacing pitanya. Apakah babi jadi halal? Tentu tidak, sebab cacing pita itu bukanlah sebab diharamkannya daging bagi. Tak satu pun ayat dan hadits menyebutkannya sebagai sebab diharamkannya daging babi. Bagaimana mungkin kita dengan sok tahu mengatakan bahwa sebabnya adalah adanya cacing pita.

Tapi untuk melegakan teman Anda, bisa saja Anda katakan bahwa sejarah manusia sejak dahulu adalah bahwa wanita itu selalu menutup auratnya. Paling tidak sepanjang peradaban itu maju dan besar. Sebaliknya, makin mundur peradaban itu, maka makin telanjanglah mereka. Dan syariat untuk menutup aurat itu ada sejak pertama kali manusia itu ada. Adam dan Hawwa di surga pun diwajibkan menutup aurat. Dan semua nabi mengajarkan ummatnya untuk menutup aurat. Jadi sangat wajar pula bila ajaran menutup aurat itu memang diabadikan di dalam agama Islam. Artinya, Islam bukanlah yang pertama kali mengajarkan menutup aurat, tetapi semua agama yang telah Allah SWT turunkan, semua mengajarkan tentang menutup aurat.

Selain itu secara filosofis, menutup aurat adalah hal yang pertama kali membedakan manusia dengan binatang, meski sama-sama makhluq biologis. Sebab tidak ada satu jenis hewan pun yang sempat punya kesadaran untuk berpakaian. Tidak juga tumbuhan dan benda mati lainnya. Jadi sebagai satu-satunya makhluq nyata yang cerdas dan punya peradaban, bedanya manusia dengan hewan adalah masalah pakaian.

Dan untuk itu, tuhan yang menciptakan manusia telah menentukan bagian tubuh mana sajakah yang harus ditutup. Bagaimana tuhan memberi informasi itu ? Ya kembali lagi melalui ayat yang turun atau nabi yang diutus. Sampai di sini, jawabannya sudah memasuki wilayah syariah. Sebab pertanyaanya akan diteruskan dengan: ayat yang mana yang menyebutkan hal itu ?

Toh ujung-ujungnya memang kita memang tidak bisa lepas dari syariah, kan?

Wallahu a`lam bishshowab. Wassalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

--

4 comments:

Anonymous said...

2 bagian yg tdk ditutupi : wajah & telapak tangan, sudah cukup untuk mengetahui kondisi anggota tubuh yg lainnya.

Anonymous said...

Selalu ada penjelasan dgn logika. Al-Qur'an hanya memuat garis besar suatu perkara.

Anonymous said...

Kesehatan seorang wanita bisa dilihat dari warna telapak tangannya. Jadi tidak perlu melihat bagian lainnya.

poppy said...

thanks infonya