(Source: Republika online, Jumat, 04 Maret 2005)
Amelia Fitri
Dulu dia 'peramu' gosip di acara infotainment di sebuah stasiun televisi swasta. Kini, dia mengidamkan menjadi pemandu acara yang Islami. ''Ah, itu dulu. Aku sudah meninggalkannya,'' tutur Amelia Fitri, wanita keturunan Padang yang lahir di Jakarta, saat beberapa orang mengenalinya sebagai presenter sebuah acara infotainment di televisi. Penampilannya kini jauh berubah, berkerudung dan baju panjang. Amelia mendapat hidayah. ''Aku ingin memenuhi kewajiban sebagai Muslimah. Allah mendengar keinginan saya,'' tuturnya kepada Republika.
Saat keinginan untuk berubah pun makin kuat, ''Aku beranikan diri memutuskan memakai jilbab. Aku pakai pas hari pertama puasa tahun lalu,'' ujar mantan presenter program perjodohan di TPI ini. Amelia pun akhirnya kini tampil beda. Dia benar-benar 'berhijrah' ke dunia yang baru. Dia sudah meninggalkan seluruh kegiatannya sebagai presenter yang berhubungan dengan gosip, kasak-kusuk selebriti, dan acara infotainment lainnya. Dia amat bersyukur karena keluarga mendukung langkahnya. Yang lebih menggembirakan, suaminya, Emilson Agus Filkar, menyemangatinya, bukan malah menentangnya.
''Yang kaget bukan keluarga, tetapi teman-temanku. Namun mereka akhirnya mengerti,'' tambah Amelia. Bahkan, beberapa teman mengikuti langkahnya. Bahkan, kini ada empat kawan dekatnya yang sekarang turut menggunakan jilbab. Teman-temannya pantas terkaget-kaget dengan perubahan penampilan Amelia. Maklum, mantan finalis Wajah Femina ini terbiasa tampil modis. Apalagi, dia sangat aktif menjadi presenter di beberapa stasiun televisi. Dalam mingggu yang sama, ia menjadi presenter di tiga program acara yang berbeda di tiga stasiun televisi, Hotshot di SCTV, Transbeat di Trans TV, dan Strikes Bowling di Metro TV.
Anak kedua dari pasangan H Herman Bartal dan Hj Wilisma ini tak takut kehilangan penghasilan dengan meninggalkan seluruh kegiatan itu. Dia yakin Allah SWT sudah memberi jatah rezeki pada setiap manusia.
Setelah menikah, Amelia memang benar-benar ingin memperbaiki diri sebagai Muslimah. Dia pun menolak tawaran menjadi wartawan di sebuah stasiun televisi. ''Saya khawatir tak bisa membagi waktu untuk kerja dan suami. Apalagi, dalam kontrak selama menjadi wartawan tak boleh hamil atau memiliki anak,'' katanya. Amelia mengaku keputusannya menolak tawaran menjadi reporter sudah tepat. Apalagi, bila mengingat dia harus siap 24 jam atau kerja hingga dini hari. ''Bayangin aja. Waktu itu saya baru menikah. Kalau harus kerja seperti itu, mana ada waktu buat melayani suami?'' tutur lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Moestopo Beragama ini.
Setelah menggunakan busana Muslimah dengan berjilbab, Amelia justru lebih percaya diri. Orang juga lebih respek padanya. ''Dulu orang kalau godain bilangnya 'halo cewek' atau pakai ehem...ehem. Sekarang kalau mo godain bilangnya assalamu 'alaikum. Itu kan namanya ndoain kita. Ya, kan?'' ujarnya. Jalan untuk menjemput rezeki juga ternyata tak berhenti, tetap ada. Buktinya, dia mendapat tawaran menjadi bintang iklan Nivea. ''Padahal, saya kan berjilbab. Aku dikontrak selama setahun,'' katanya. Jadi, jilbab tak menghalangi orang untuk berkarya atau beraktivitas.
Sebelum berjilbab, Amelia memang sempat membintangi beberapa iklan. Di antaranya iklan Wella Hair, produk epiderma, Sangobion, Citibank, dan BCA.
Bencana gempa dan gelombang dahsyat tsunami makin menambah keyakinan Amelia untuk menjadi orang yang lebih baik di hadapan-Nya. Melihat berita dan tayangan musibah itu, dia makin yakin kematian benar-benar ada. Datangnya juga begitu cepat dan tiba-tiba. Tapi, orang harus punya bekal sebelum mati. ''Aku ingin punya bekal yang cukup,'' tuturnya.
Kesadaran Inneke Koesherawati dengan penampilannya sekarang juga meneguhkan niatnya untuk menjadi Muslimah yang lebih baik. ''Dia benar-benar berubah. Padahal, dulu aku antipati banget sama dia. Sekarang aku kagum dengan dia,'' katanya. Dia pernah berbincang dengan Ratih Sanggarwati pada suatu kesempatan. Dia bilang, di dunia hiburan itu godaannya sangat besar dan banyak. Yang mengesankannya saat itu, Ratih sangat yakin dengan berjilbab masih bisa beraktivitas. ''Dia aja yang lebih glamor bisa berubah, kenapa aku nggak, yang orang biasa-biasa saja?'' tuturnya.
Saat ini Amelia punya banyak waktu untuk belajar, termasuk belajar agama. Dia juga mulai aktif mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan rumahnya. Bahkan, sepekan sekali ia juga mengikuti Pengajian Salsabila di Bintaro, di luar lingkungannya. Dia tak ingin busana Muslimah dan jilbab hanya menjadi tren. Setiap Muslimah harusnya menyadari itu termasuk kewajiban. ''Kalau udah pakai jilbab, ya harus menjalani konsekuensinya. Baju juga nggak boleh ketat-ketat lagi, apalagi tingkah laku.''
Satu hal yang mengganjal hatinya. ''Saya suka risih kalau sedang di mal-mal atau pas di bioskop melihat ada cowok-cewek yang gandengan, dan sang cewek pakai jilbab pula,'' tutur Amelia. Memang, bisa jadi mereka pasangan suami-istri. ''Tapi, kesannya kok kurang enak dilihat, ya.'' Hampir tiga bulan Amelia tampil dengan identitas barunya. Dia sudah sangat menikmatinya.
Kini dia memulai dunia baru, membuka butik. Dia merekrut beberapa orang karyawan. Sebagian dari mereka dipekerjakan untuk membuat sepatu. Yang lain, membuat tas dan beragam jenis baju, termasuk baju Muslimah. ''Aku memang masih ingin menjadi presenter. Tapi, temanya tak lagi yang kayak dulu. Aku ingin mengisi acara yang Islami. Biar aku tambah ilmu,'' tuturnya. Semoga harapan Amelia segera terwujud! (rhs )
Thursday, June 5, 2008
Banyak Jalan dengan Berjilbab
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment