Monday, October 3, 2005

Rike Roslinawati, Bergerak dari Silaturahmi

(Sumber: Republika Online, Minggu, 02 Oktober 2005)

Rike Roslinawati
Bergerak dari Silaturahmi

Lewat pertemanan dan silaturahmi, Rike mengembangkan bisnis jilbabnya sampai ke negeri jiran.

Coba-coba dulu. Begitu, Rike (35 tahun) menganalisis perilaku wanita membeli jilbab. Saat menemukan kerudung bagus di suatu tempat, mereka membeli satu atau dua buah. Begitu merasa cocok biasanya mereka akan kembali lagi. ''Alhamdulillah, banyak konsumen yang tadinya iseng kini jadi pelanggan,'' kata Rike Roslinawati, seorang produsen jilbab praktis di Jakarta. Dan, tak hanya jadi pelanggan. ''Mereka bahkan menjadi agen karena teman-temannya tertarik dengan kerudung yang ia gunakan.''

Rike memulai usaha kerudung sejak dua tahun lalu. Inspirasi usaha kerudung ini muncul dari pengajian. Hampir setiap hari ia menghadiri pengajian dan bertemu dengan orang-orang yang memakai pakaian Muslim termasuk jilbab. Mengapa tidak memproduksi jilbab?

Salah satu tujuan
Rike bukan orang pertama dalam industri jilbab. Tapi, ia memahami tiga kata sifat yang dicari wanita saat memilih jilbab: Praktis, modis, dan tidak panas. Itulah yang menjadi perhatian wanita kelahiran Bandung ini saat memproduksi jilbabnya. Karena itu, ia sengaja membuat jilbab sesederhana dan sepraktis mungkin. ‘’Sehingga pemakai baru tidak kesulitan menggunakannya,’’ katanya. Ia juga memilih bahan-bahan yang lembut dan lentur agar nyaman digunakan dan tidak terasa kaku. Ia menggunakan bahan-bahan yang terasa dingin saat digunakan sehingga tetap nyaman dalam udara panas sekalipun.

Dengan modal awal beberapa ratus ribu rupiah, Rike memulai coba-coba membuat kerudung hasil kreasinya dan menawarkan pada teman-teman pengajiannya. Dari konsumen awal ini, ternyata banyak yang memesan lagi. Rike menjadi pede. Sebab, itu berarti, produknya dapat diterima pasar. Akhirnya, Rike mencoba untuk memperbanyak dan menambah koleksi dengan tujuan memasarkannya. Dan, ia memberi label produknya itu PerMata. Suatu nama yang menurut Rike mudah diingat, memberi citra estetika tinggi. ''tu adalah nama anak saya, Elika Permata Aina Putri,'' katanya.

Untuk lebih memperkenalkan produknya, Rike mengikuti pameran-pameran. Selama perjalanan mengikuti pameran itu, ia banyak bertemu kenalan baru. Mereka tak hanya pembeli, tapi juga pedagang, bahkan orang-orang yang ingin memulai berdagang.

Deden Edi Soetrisna, sang suami, bahkan ikut menjualkan produknya pada kolega di kantornya. ''Orang bilang jilbabnya dingin, tidak panas,'' kata Deden menimpali.

Sambutan pasar membuat Rike makin bersemangat. Ia mengaku lebih berbahagia lagi saat mengetahui banyak wanita dewasa yang semula tak berkerudung memutuskan berjilbab setelah mencoba produknya. Sementara mereka yang sudah berkerudung memperpanjang kerudungnya hingga menutup dada setelah melihat produk jilbab panjangnya yang modis. ''Saya jadi merinding mendengarnya,'' katanya, ''Inilah salah satu tujuan saya menjual produk ini. Mensyiarkan agama Allah dengan pakaian yang menutup aurat.''

Kartu stok
Dunia perdagangan sudah hidup senapas perjalanan hidup Rike. Lahir dari orang tua yang memiliki usaha optik, wanita bertubuh mungil ini sudah mulai berdagang sejak SD. Ia berjualan permen, stiker nama, dan karet gelang. Bahkan saat di SMA ia berdagang tas kain buatannya. ''Sampai-sampai hampir seluruh tas sekolah SMA I Bandung pada 1989-1990 semuanya saya yang buat,'' kenangnya.

Begitu juga di kampus. Alhasil, sebagai mahasiswa ia boleh berbangga hati karena bisa membayar kuliah sendiri. Hobi berdagangnya terus berlanjut saat menikah.

Untunglah sang suami bekerja di bidang marketing sehingga bisa membantu menjalankan bisnis, saat Rike memutuskan serius menekuni bisnis produksi jilbab. Maka, ketika melihat prospeknya terpampang, ia pun meminjam uang pada suaminya untuk mengembangkan usaha.

Dibantu delapan penjahit di Bandung, ibu dua anak ini memproduksi sekitar 2.700 jilbab tiap bulannya. Untuk memproduksi, Rike masih mengaku kesulitan dalam mencari bahan baku yang cocok dengan kriteria yang dipatoknya. Alhasil, sebagian bahan baku masih impor.

Dengan mematok harga sekitar Rp 20.000-Rp 50.000, Rike sengaja membidik pasar kalangan menengah. Agar tampil eksklusif, ia mengemas setiap produk dengan kemasan kotak berwarna hijau terang. ''Saya percaya, promosi yang baik dimulai dari kualitas yang prima,'' katanya.

Deden yang menggeluti pemasaran di sebuah perusahaan obat-obatan besar di negeri ini memberi bantuan berupa sentuhan manajemen modern pada bisnis sang istri. Misalnya, pada stok barang. Ia memperkenalkan kartu stok. Dengan begitu, keluar dan masuknya barang akan terkontrol. ''Hilang satu kerudung pun ketahuan,'' ungkap Deden, ''Sebelumnya, bisa sampai 10-20 kerudung tak jelas rimbanya.''

Dua sekaligus
Bersama sang suami, Rike mengatur strategi bisnis. Sejak satu tahun ini Rike mengembangkan sistem agensi. Yakni, bagaimana secepatnya dan sebanyak-banyaknya membangun agen-agen penjualan yang siap menyalurkan produknya ke calon pembeli. Untuk itu ibu dua anak ini terus membuka peluang pada ibu-ibu atau siapa pun yang ingin memasarkan produk PerMata untuk menjadi agen. ''Bersilaturahim sambil mendapat rezeki tambahan,'' katanya.

Dalam kurun satu tahun, jumlah agennya sudah lebih dari 50 di Jawa dan luar Jawa. Bahkan, produknya pun sudah dipasarkan di Malaysia, melalui agennya di Kualalumpur.

Kini Rike sudah mempunyai tiga showroom. Selain di rumahnya, ia juga mempunyai showroom di JaCC, Jl Mas Mansyur, dan ITC Kuningan Lt 4, Jakarta. Itu belum termasuk showroom yang dimiliki oleh agen-agennya. Transaksi perdagangan tiap bulannya kini mencapai Rp 40-50 juta. Walaupun bisnisnya sudah berkembang, wanita ini tak ingin menghabiskan waktunya di counter. Ia memilih memanfaatkan waktunya untuk keluarga, mengikuti pengajian, dan berhubungan dengan agen-agennya. ''Saya tidak mau jualan duduk,'' katanya.

Dalam memutar roda bisnisnya di Jakarta, Rike dibantu tujuh karyawan. Mereka sebagian besar anak yang aktif di masjid di depan rumahnya, di kawasan Jakarta Timur. ''Dalam berdagang ini, saya ingin dapat dua-duanya, ibadahnya dapat, untungnya dapat,'' katanya.

Nama: Rike Roslinawati
Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 22 Juni 1970
Pendidikan: Sastra Inggris, Universitas Islam Nusantara, Bandung
Suami : Drg Deden Edi Soetrisna MM
Anak: 1. Riansya Fikri Primandika Akbar (10 tahun), 2. Elika Permata Aina Putri (8)
Merek Produk: PerMata
Showroom: Komp Eramas 2000, Jalan Meranti III No 2, Cakung, Jakarta Timur. Telp 021-70861416, HP 0816831938
(poy)

No comments: