Oleh: Ratnadewi Idrus
(Sumber: dudung.net)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, supaya kamu selalu ingat. (QS. Al Araf 7:26)
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab 33:59)
*****
"Dunia ini semakin kacau Nisa! bunga-bunga semakin berani memamerkan aurat tubuhnya! astaghfirullaah.. kenapa mereka tidak mengerti?, kenapa Qalbu yang lembut itu tertutup? kenapa mereka lebih cinta dunia daripada Zat Yang Menciptakannya?.. kenapa?!.. "
Keluh Kasturi suatu ketika, ada semburat kemarahan dan kekecewaan di sana.
"Apakah mereka tidak sadar diri bahwa dulunya mereka mati?!, Apakah mereka tidak bersyukur bahwa dulunya mereka tak berbentuk?!, dan kini.. mereka memilih menjual nyawa daripada menjaga kehormatannya! Padahal Allah begitu menyayangi mereka! Mereka korbankan jiwa demi uang, popularitas atau nama!". Padahal semua akan tinggal!..
Sungguh.. kasihan sekali!, apakah mereka tidak pernah membaca sejarah bahwa di zaman jahiliyah kehadiran mereka adalah lambang kenistaan?!, lebih baik mereka di kubur hidup-hidup daripada dipelihara dengan tanggungan kehinaan! dan kini setelah dimuliakan, mereka malah berbalik merendahkan dirinya!. Sudah di dunia rendah, apatah lagi di akhirat kelak?!
Gara-gara mereka cermin wanita ternoda! gara-gara mereka fitnah merajalela!, gara-gara mereka dunia ditimpa malapetaka!. Aku benci mereka Nisa.. aku benci!.."
Semua terdiam mendengar perkataan Kasturi. Untaian katanya begitu menusuk, tajam dan mungkin menyakitkan?!. Sementara Nisa mencoba tersenyum menahan pahitnya kenyataan.
"Apa yang engkau keluhkan ini, sama seperti yang kukeluhkan dulu, Kasturi..". Ujar Nisa pelan, seraya melirik Ayuning yang duduk di sampingnya.
"Kebencianmu pada mereka bisa Nisa maklumi karena cintamu pada Allah.., sebagaimana sabda Rasul-Nya: Iman yang paling utama adalah bahwa engkau mencintai (seseorang) karena Allah dan membenci (seseorang) karena Allah. (At Thabrani)
Membenci mereka, karena tidak memperhatikan Firman Allah!, sebab itu timbul usaha untuk merangkul mereka dengan kasih sayang agar kembali mendapat keridhaan Allah. Betul begitukan ?!.."
Kasturi menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. Selanjutnya ketiga sahabat itu tenggelam dalam perbincangan panjang.
*****
Nisa memohon pada Yang Maha Kuasa agar memberikannya kekuatan, ia sadar sepenuhnya yang hadir di pengajian melati bukan hanya mereka yang mengenakan pakaian yang disyariatkan Allah. Usai berdo'a, perlahan ia mulai memberikan salam dan percikan.
"Ukhty, Allah Swt yang sangat menyayangimu berfirman:
Hai Anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari syurga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al Araf 7:27)
Allah telah memberitahukan keadaan nenek moyang kita dulu sewaktu diperdayakan, betapa senangnya syaitan melihat aurat Adam dan Hawa, begitu pula dengan kita. Sungguh! aurat yang tak terjaga itulah gerbang pembuka kemaksiatan di muka bumi ini!
Sungguh ukhty, Allah yang menciptakan kita lebih tahu mana yang terbaik untuk ciptaan-Nya! Allah menyuruh kita menjaga aurat karena tidak ingin kita teraniaya dan celaka.
Dulu kita tidak ada, dengan kasih sayang-Nya, Ia menghadirkan kita. Pernah melihat lukisan indah seseorang?. Kita saja yang melihatnya akan merasa takjub dan menghargainya, apatah lagi yang melukiskannya?!.. Tentu Sang Pelukis lebih menghargai lukisannya, lebih menyayanginya, daripada insan yang hanya menilai. Begitu pula Allah terhadap kita ukhty! Allah tidak ingin lukisan-Nya dihina dan hidup sia-sia di dunia ini!.
Siapa yang paling menyayangimu kalau bukan Allah? Rasakanlah kasih sayangnya dari lukisan wajah indahmu di hadapan cermin itu. Begitu sempurna!, Begitu indah! Tidakkah engkau ingin mensyukurinya?.
Rasakan pula dalam setiap degup jantungmu, denyut nadimu, desah nafasmu, dan setiap apa yang engkau rasa pada dirimu. Tidak terpikirkah betapa Allah senantiasa merawatmu?!. Ia tak pernah menghentikan dan membiarkanmu sedikitpun kesusahan. Walau betapa banyak salahmu, Allah masih selalu mengasihimu, mengasihimu!. Begitu banyak nikmat yang Ia berikan, jangankan untuk bersyukur, diri kita malah kufur.
Bukankah nikmat rasanya jika disayang itu ya ukhty? jikalau kita sudah mengerti, mengapa kita tidak ingin disayang oleh yang Maha Penyayang itu sendiri?!.. kenapa kita tidak ingin dicinta Sang Pencipta kita sendiri?!..
Kelak apa yang kita lakukan di dunia ini diminta pertanggungjawaban! kelak seluruh anggota tubuh itu ditanya apa saja yang diperbuatnya! Kelak kita akan mengetahui kita selamat atau celaka!!!
Karena itu, kuketuk dalam pintu hatimu, dengan segenap kemampuan jiwa dan ragaku, taqwalah dirimu dengan menjaga baik-baik apa yang Allah titipkan kepadamu. Tutupilah aurat itu sebelum tiba masanya manusia tidak lagi memperdulikannya. Yaitu ketika seluruh langit dan bumi ini musnah dan terganti!, ketika seluruh umat manusia berkumpul dalam keadaaan tubuh tak tertutup sehelai benangpun. Tak ada lagi yang memperdulikan, karena masing-masing telah sibuk dengan urusannya masing-masing!.
Duhai yang dianugerahi kelebihan rasa, duhai yang lebih dekat pada cinta, patuhlah pada Tuhanmu, kenakan pakaian taqwa itu, selamatkan dirimu! Ulurkan jilbab ke seluruh tubuhmu! Tolong.. sempunakan ia!
Tiba-tiba seorang wanita mendekati Nisa dengan berlinang air mata,
"Boleh kupinjam jilbabmu untuk menutupi rambut dan seluruh tubuhku yang dibalut baju minim ini, Nisa?!".
Nisa memandang wanita yang ada dihadapannya. "Cathy! Betulkah apa yang kudengar tadi?!, engkau mau mengenakan jilbab?".
Wanita itu menganggukkan kepalanya, seraya menangis. "Iya Nisa, karena aku takut murka Allah.. takut kehilangan kasih sayang-Nya.. takut tidak diperdulikan-Nya di akhirat kelak.. takut tak bisa memandang wajah-Nya.. dan aku takut Allah tidak mencintaiku Nisa.. aku takut Allah tidak mencintaiku!.."
Mendengar ucapan itu, Nisa memeluk Cathy, menciuminya, hampir ia tidak percaya bahwa gadis manis itu tergugah untuk menutup auratnya, Semua ini karena-Mu ya Allah!, Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan-Mu. Kemudian yang lain ikut menyalami Cathy, memeluk dan menciuminya sebagai ucapan selamat karena telah mendapat hidayah. Pada hari itu juga, dia tidak hanya mendapat 1 gaun muslimah lengkap, namun lebih!. Tambah satu lagi Melati itu, Ya Allah! Ucap Nisa seraya tersenyum bahagia, bahagia!.
Billaahi taufiq walhidayah
Wassalaamu'allaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Ratna Dewi (wiwi_praty, Qalbu)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur 24:31)
Tuesday, October 17, 2006
Tambah Satu Lagi Melati Itu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment